Profil Desa Sumingkir
Ketahui informasi secara rinci Desa Sumingkir mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Menyingkap Desa Sumingkir, Jeruklegi, Cilacap. Sebuah desa dengan nama historis yang bermakna `menyingkir` atau `mengungsi`, mencerminkan masa lalunya sebagai tempat perlindungan yang kini telah bertransformasi menjadi desa agraris yang maju dan mandiri.
-
Nama sebagai Penanda Sejarah yang Kuat
Identitas Desa Sumingkir secara unik dibentuk oleh namanya yang berarti "menyingkir" atau "mengungsi", merujuk pada sejarahnya sebagai tempat perlindungan yang didirikan oleh para pendahulu yang mencari kedamaian.
-
Ekonomi Agraris yang Tumbuh dan Beragam
Selain ditopang oleh pertanian padi, perekonomian desa ini menunjukkan diversifikasi yang kuat melalui pengembangan perkebunan rakyat, seperti kayu dan karet, serta tumbuhnya wirausaha lokal.
-
Transformasi dari Tempat Berlindung menjadi Desa Pembangun
Desa Sumingkir telah berhasil berevolusi dari sebuah kantong perlindungan yang terisolasi menjadi komunitas yang aktif, terbuka, dan fokus pada pembangunan untuk masa depan yang lebih baik.

Setiap jengkal tanah memiliki ceritanya sendiri dan bagi Desa Sumingkir di Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, ceritanya terpatri kuat dalam namanya. "Sumingkir", sebuah kata dalam bahasa Jawa yang bermakna menyingkir, mengungsi, atau menjauh, bukanlah sekadar nama. Ia adalah sebuah monumen lisan yang mengisahkan tentang perjuangan, pencarian kedamaian, dan semangat bertahan hidup para pendirinya. Desa yang lahir dari sebuah tindakan `menyingkir` ini kini telah bertransformasi menjadi sebuah komunitas agraris yang dinamis dan berorientasi pada masa depan.
Sejarah di Balik Nama: Kisah Para Pencari Kedamaian
Menurut narasi sejarah dan cerita tutur yang hidup di tengah masyarakat, Desa Sumingkir didirikan oleh sekelompok orang yang `menyingkir` dari wilayah asalnya untuk menghindari gejolak. Konteks sejarahnya beragam, beberapa versi menyebutkan gejolak tersebut merupakan peperangan antar kerajaan, sementara versi lain mengaitkannya dengan masa Perang Diponegoro pada awal abad ke-19, di mana banyak pengikut pangeran yang terpukul mundur dan mencari tempat persembunyian yang aman.
Kelompok pendahulu ini memilih lokasi yang kini menjadi Desa Sumingkir karena dianggap strategis untuk berlindung. Mungkin karena lokasinya yang pada saat itu terpencil, dikelilingi perbukitan atau hutan lebat yang sulit dijangkau musuh. Di tempat inilah mereka memulai kehidupan baru, membuka lahan, dan membangun sebuah komunitas yang didasari oleh tujuan bersama: mencari ketenangan dan keselamatan. Nama "Sumingkir" pun dilekatkan sebagai pengingat abadi akan perjuangan tersebut.
Kondisi Geografis dan Pemanfaatan Lahan
Secara geografis, Desa Sumingkir terletak di Kecamatan Jeruklegi yang memiliki kontur wilayah yang lebih bervariasi dibandingkan Kecamatan Maos. Sebagian wilayahnya merupakan dataran rendah yang cocok untuk persawahan, sementara sebagian lainnya berupa perbukitan landai.
Batas-batas wilayah Desa Sumingkir meliputi:
- Sebelah UtaraBerbatasan dengan Desa Jeruklegi Wetan.
- Sebelah TimurBerbatasan dengan Desa Tritih Wetan dan Tritih Kulon.
- Sebelah SelatanBerbatasan dengan wilayah Kecamatan Cilacap Tengah.
- Sebelah BaratBerbatasan dengan Desa Jeruklegi Kulon.
Pemanfaatan lahannya mencerminkan adaptasi masyarakat terhadap kondisi geografis. Lahan datar dimaksimalkan untuk pertanian padi, sedangkan area perbukitan banyak dimanfaatkan sebagai perkebunan rakyat, yang menjadi salah satu ciri khas ekonomi desa ini.
Perekonomian Hari Ini: Bertani, Berkebun, dan Berwirausaha
Perekonomian Desa Sumingkir tidak lagi hanya bertumpu pada satu sektor, melainkan telah menunjukkan diversifikasi yang menjadi kunci ketahanannya.
- Sektor Pertanian PadiSebagai warisan agraris, pertanian padi tetap menjadi fondasi penting yang menjamin ketahanan pangan bagi masyarakat. Sistem irigasi yang ada terus dioptimalkan untuk menjaga produktivitas.
- Perkebunan Rakyat sebagai UnggulanDesa Sumingkir dikenal memiliki potensi signifikan di bidang perkebunan rakyat. Komoditas seperti kayu sengon (albasia) dan karet menjadi sumber pendapatan jangka menengah dan panjang yang menjanjikan bagi banyak keluarga. Perkebunan ini cocok dengan kontur tanah di sebagian wilayah desa.
- Geliat UMKM dan JasaSeiring dengan meningkatnya akses dan konektivitas, semangat wirausaha di kalangan warga juga turut berkembang. Berbagai usaha mikro, kecil, dan menengah bermunculan, mulai dari warung kelontong, usaha kuliner, hingga jasa pertukangan dan perbengkelan. Sebagian angkatan kerja produktif juga beraktivitas sebagai komuter yang bekerja di pusat kota Cilacap.
Pemerintahan Desa: Dari Menjaga Ketenangan ke Mendorong Kemajuan
Jika dahulu peran utama kepemimpinan di Desa Sumingkir adalah untuk menjaga keamanan dan ketertiban internal komunitas `pelarian`, kini peran tersebut telah berevolusi. Pemerintah Desa Sumingkir, yang dipimpin oleh Kepala Desa dan didukung oleh lembaga desa lainnya, kini berperan sebagai motor penggerak pembangunan.
Fokus pemerintah desa adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui berbagai program, seperti:
- Pembangunan InfrastrukturPeningkatan kualitas jalan desa, pembangunan talud, dan perbaikan drainase untuk menunjang aktivitas ekonomi dan mencegah bencana.
- Pemberdayaan MasyarakatMemberikan dukungan bagi kelompok tani dan pelaku UMKM melalui pelatihan dan fasilitasi.
- Pelayanan PublikMeningkatkan kualitas layanan administrasi di kantor desa agar lebih cepat, mudah, dan transparan.
Kehidupan Sosial dan Warisan Budaya
Latar belakang sejarah sebagai komunitas yang didirikan oleh para `pelarian` dipercaya turut membentuk karakter sosial masyarakat Desa Sumingkir. Semangat solidaritas, rasa senasib sepenanggungan, dan ikatan kekeluargaan cenderung kuat. Tradisi gotong royong dan saling membantu dalam berbagai acara kemasyarakatan masih terpelihara dengan baik.
Kegiatan keagamaan yang rutin digelar di masjid dan musala menjadi pusat interaksi sosial sekaligus benteng spiritual bagi masyarakat. Pemerintah desa dan tokoh masyarakat juga terus berupaya agar nilai-nilai sejarah dan kearifan lokal dari para pendiri tidak luntur dan dapat diwariskan kepada generasi muda.
Tantangan dan Prospek Pembangunan Masa Depan
Tantangan utama bagi Desa Sumingkir adalah bagaimana menyeimbangkan antara percepatan pembangunan ekonomi dengan pelestarian identitas sejarah dan lingkungan. Peningkatan nilai jual hasil perkebunan dan pertanian menjadi isu penting untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan pekebun.
Prospek masa depan Desa Sumingkir sangat positif. Dengan fondasi cerita yang unik, desa ini memiliki potensi untuk mengembangkan narasi heritage atau wisata berbasis sejarah. Kisah para pendiri yang `menyingkir` dapat menjadi aset budaya tak benda yang menarik. Di bidang ekonomi, penguatan kelembagaan BUMDes untuk mengelola potensi perkebunan secara kolektif dapat meningkatkan nilai tawar dan keuntungan bagi masyarakat.
Pada akhirnya, Desa Sumingkir telah membuktikan bahwa `menyingkir` bukanlah akhir dari sebuah perjalanan, melainkan awal dari sebuah babak baru. Dari sebuah tanah perlindungan yang tersembunyi, Sumingkir kini telah `melangkah maju`, bertransformasi menjadi sebuah desa yang mandiri, berdaya, dan siap menyongsong masa depan yang lebih cerah.